Minggu, 24 Juni 2012

http://apakataalquran.wordpress.com/2011/12/22/penciptaan-bumi-tidak-bertentangan-dalam-al-quran-kronologis-yang-logis-dan-simbol-yang-luar-biasa/

Penciptaan Langit dan Bumi tidak Bertentangan dalam Al Quran : Kronologi dan Sandi yang Luar Biasa

oleh: Dzulkarnain Imran
Tantangan
Beberapa penentang Al Quran mengatakan bahwa penciptaan langit dan bumi dalam Al Quran saling bertentangan dan tidak masuk akal (tidak logis). Sebenarnya aneh juga pendapat para penentang ini. Bukankah “kitab suci” yang mereka pegang juga sangat tidak logis dan mereka mempercayai itu dengan dogma membabi buta (kalau membabi melek masih lumayanlah!). Jadi kenapa jika Al Quran mereka anggap tidak logis mereka pertanyakan? Tapi saya akan coba jawab, siapa tahu para penentang ini terbuka hati dan pikirannya melihat kebenaran Al Quran.
Kronologis Penciptaan Langit dan Bumi
QS.10-Yunus ayat 3
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan…..”
QS.32-Sajdah ayat 4
“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas `Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Kronologis Penciptaan Bumi
QS.41-Fushilat ayat 9 – 12
“Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam””.(9)
“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.(10)
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati””.(11)
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.(12)
Permasalahan
Hal yang sering dipermasalahkan dari ayat-ayat di atas adalah sebagai berikut.
1.Langit diciptakan dalam dua masa atau enam masa? (As Sajdah ayat 4 dan Yunus ayat 3 versus Fushilat ayat 12)
2.Lebih dulu mana, langit atau bumi? (Fushilat ayat 10-11)
3.Jika bumi diciptakan dalam dua masa, mengapa kadarnya ditetapkan dalam empat masa? Apakah sebelum bumi siap kadar makanannya sudah ditentukan? (Fushilat ayat 10)
Penjelasan
Sebelum memulai penjelasan marilah kita sama-sama berangkat dari pemahaman bahwa bumi yang kita pijak dan alam semesta yang kita lihat ini adalah perlambang / simbol untuk manusia agar mengambil pelajaran dari ke-Maha Besar-an Allah SWT. Artinya, segala sesuatu yang ada di bumi dan semesta yang kita amati ini adalah suatu representative tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Dengan begitu kita akan memandang penciptaan langit dan bumi dari dua sudut, secara mikro dan makro. Penjelasan secara mikro adalah sebagai berikut.
1.Langit yang dimaksudkan dalam surat As-Sajdah ayat 4 dan Yunus ayat 3 berbeda dengan yang disebut dalam Fushilat ayat 12.
Perhatikan Fushilat ayat 10. Dalam surat yang menyebutkan enam masa kata yang digunakan salah “samaawaati”, sedangkan dalam Fushilat ayat 10 digunakan kata “samaa’i” dan “samaawaati” dalam Fushilat ayat 12. Hal ini untuk menunjukkan jamak dan tunggal. Sebutan jamak bisa dalam arti beberapa buah atau juga berarti sangat banyak, sangat luas.
Maka disini dapat ditarik kesimpulan bahwa ‘langit luas’ alias ruang semesta diciptakan dalam enam masa, sedangkan ‘langit’ tujuh lapis adalah atmosfer bumi yang menurut sains terbukti terdiri dari tujuh lapis. Jadi penciptaan bumi diikuti dengan penciptaan lapisan-lapisan atmosfer bumi selama dua masa.
2.Fushilat ayat 10-11 memang menceritakan urutan penciptaan bumi. Kata ‘kemudian’ (tsumma) memang menunjukkan urutan proses.
“Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap….”
Penjelasannya ada pada kalimat-kalimat selanjutnya yang menyebutkan ‘langit itu masih merupakan asap’. Disini berarti langit yang diciptakan kemudian itu langit milik bumi, bukan langit luas (semesta). Bumi belum memiliki atmosfer (langit masih berupa asap) lalu keduanya dipanggil oleh Allah SWT untuk saling mendekat dan jadilah ‘langit’ milik bumi dalam bentuk atmosfer yang belum terbagi-bagi, oleh karena itu pilihan katanya adalah “samaa’i”. Dari satu atmosfer (langit) itu Allah SWT menjadikannya tujuh lapisan langit sehingga disebut “samaawaati”. Kapan atmosfer ini diciptakan sangat berkaitan dengan dengan kadar makanan penghuni bumi yang disebutkan dalam ayat 10. dapat dilihat pada Diagram Enam Masa.
3.Pertanyaan ke tiga ini justru membuktikan beberapa hal.
Pertama, bumi adalah planet yang sangat istimewa. Keistimewaannya disebutkan bahwa untuk menentukan kadar makanan seluruh penghuninya (manusia, binatang tingkat tinggi sampai mikroba yang bersel satu, tumbuh-tumbuhan) sepanjang zaman Allah SWT melakukannya dalam empat masa sementara pembuatan bumi hanya dilakukan dua masa.
Kedua, dapat ditarik kesimpulan bahwa berarti umur bumi akan sangat panjang. Ini sekaligus menjadi simbol bahwa jumlah penduduk bumi maksimal adalah dua kali umurnya. Wallahu alam bishowab. Bumi mungkin hanya akan dapat menanggung makanan penghuninya sampai jumlah dua kali umurnya (Ingat hukum Malthus?). Kira-kira apa yang akan terjadi jika jumlah penduduk bumi sampai pada titik dua kali usia bumi? Wallahu alam bishowab.
Ketiga, Allah SWT senantiasa dalam kesibukan. Empat masa penetapan kadar makanan sudah mulai dilakukan sebelum bumi dibisa dihuni makhluk.
QS.57-Al Hadid ayat 22
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
QS.55-Ar Rahman ayat 29
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan”
QS.10-Yunus ayat 3
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan…”.
QS.2-Al Baqarah ayat 255
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur……”
Sekarang, dengan bantuan Al Quran tentunya, akan saya jelaskan penggambaran seperti apakah enam masa yang dimaksud ayat-ayat di atas sehingga tidak saling bertentangan dengan ayat-ayat surat Fushilat tersebut.
Al Quran menjelaskannya dalam surat 79 An-Nazi’at ayat 27-33
“Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya (27), Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya (28), dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29). Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30). Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (31). Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh (32), (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu (33)”.

Melihat ayat-ayat yang menerangkan Allah SWT senantiasa dalam kesibukan mengurus makhluknya, dapat dipastikan bahwa empat masa penentuan kadar makanan penghuni bumi beriringan dengan dengan penciptaan bumi, langit bumi (atmosfer), dan langit semesta.
Sandi Al Quran
Sekarang mari kita tinjau dalam skala makro dimana kita tidak dapat mengukur kebesaran Allah SWT, hanya iman saja, dan sedikit akal, yang berbicara.
Kata “samaawati” yang berarti ‘langit’ dalam bentuk jamak dapat berarti luasannya dan jumlahnya. Kita anggap bahwa kata itu berarti keduanya, luas dan banyak. Jika kita anggap demikian maka penjelasan Al Quran pada Fushilat 11 dan 12 menjadi sangat masuk akal.
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap………”
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.
Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang…”

Dahulu langit itu satu “samaa’i” dan masih berupa asap. Allah SWT kemudian menjadikannya (dalam terjemahan bahasa Inggris : completed, artinya melengkapinya) tujuh langit yang disebut “samawaati”. Melengkapi diartikan mendatangkan / membuat jadi lengkap dengan membuat/mendatangkan sesuatu yang lain sebagai pelengkap. Misalnya melengkapi berkas, artinya berkas yang sudah ada dilengkapi dengan berkas-berkas lainnya, dengan cara mendatangkan (membuat baru atau mengambil) berkas lainnya tersebut.
Dari sini disimpulkan bahwa Allah SWT menciptakan langit yang lain, langit yang tidak dapat kita lihat sebanyak enam buah, sehingga secara total menjadi tujuh langit dengan langit dunia. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada tiap-tiap langitsamaa’i”. Kata ‘tiap-tiap’ (kulli) disini berarti pribadi / masing-masing, yang artinya lagi tujuh langit tersebut diciptakan sebagai ‘pribadi’ yang terpisah, bukan dari satu langit dibagi menjadi tujuh bagian.
Langit adalah makhluk Allah SWT. Karena Al Quran adalah firman Allah SWT untuk memberikan pelajaran kepada manusia, simbol adanya tujuh makhluk berupa langit ini diumpamakan dalam langit yang “paling dekat” dengan manusia seperti tujuh lapisan atmosfer agar manusia mudah memahaminya.
Pilihan terjemahan “paling dekat” kurang tepat untuk kata “samaa’addunya”, yang tepat adalah “langit dunia”, langit yang dapat kita lihat, bahkan alam semesta yang luas di angkasa luar itu termasuk langit yang dapat kita lihat/amati. Lalu apa langit yang tidak dapat kita lihat itu? Itu adalah enam langit yang lain. Dimanakah enam langit yang lain itu? Akan saya bahas dalam artikel saya yang lain.
Bumi dan langit yang kita lihat ini adalah perumpamaan dan pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir tentang kebesaran Tuhannya. Tujuh lapisan atmosfer melambangkan adanya tujuh macam langit yang berbeda-beda.
Wallahu alam bissawab.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 earth. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.